Senin, 15 November 2010

indahnya kota yogyakarta (jogja)








   Dari gambar diatas adalah salah satu pemandangan yang indah dan ramai dari kota yogyakarta atau yang sering disebut jogja.
   Kota yogyakarta (jogja) terkenal yaitu sebagai kota pelajar, mengapa kota yogyakarta terkenal sebagai kota pelajar dan sebagai pusat budaya?.
   nah mari kita ulas dari pertanyaan yang tadi, Kota yogyakarta terkenal sebagai kota pelajar karena Yogyakarta dari dulu dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, julukan tersebut tidak lepas dari banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Yogyakarta khususnya tingkat perguruan tinggi. Sehingga Jogja menjadi incaran utama bagi para calon mahasiswa utuk melanjutkan jenjang pendidikannya. Dari perguruan tinggi negeri seperti UGM (Universitas Gadjah Mada), UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), UIN (Universitas Islam Negeri) serta banyak lagi perguruan tinggi swasta, memberikan pilihan yang beragam kepada para calon mahasiswa untuk menentukan pilihan jurusan apa yang akan diambil.
Jogjakarta juga dikenal sebagai kota budaya, kota yang memiliki sejarah kebudayaan kerajaan yang kental, hal itu dibuktikan dengan adanya Keraton Kesultanan Yogyakarta, yang didalamnya masih terjaga kuat system kehidupan kerajaan jaman dahulu. Yogyakarta dikenal dengan tipe masyarakat yang mempunyai sopan santun dan unggah-ungguh yang sangat melekat dalam kehidupan keseharian mereka.
Sungguh ironis memang dengan kondisi sekarang yang terjadi di kota pelajar dan budaya ini, kota dengan mayoritas penduduknya merupakan kalangan terpelajar dan harusnya juga berbudaya ini menggeliat menjadi sebuah kota metropolis, menjamurnya tempat-tempat hiburan malam, café-café ala barat menjadikan Jogja sebagai salah satu kota yang bisa menjadi surga bagi para penikmat hiburan bukan khas Jogja tersebut. Tidak bisa dipungkiri kalau Jogja saat ini menjadi sasaran yang empuk bagi para pebisnis hiburan malam, target market mereka jelas, kalangan kawula muda Jogja.
Bagaimana dengan kehidupan keseharian para mahasiswa rantau ini di Jogjakarta?, Pernah terbersit dalam pikiran penulis, seandainya nanti saya punya anak, maka tidak akan saya kuliahkan di Jogja. Kenapa begitu?, Bukan soal kualitas dan mutu pendidikan, tapi lebih kepada kondisi kehidupan social yang terjadi saat ini dikalangan mahasiswa. Dari pengalaman saya tinggal dibeberapa kota besar yang ada di Indonesia, Jogjakarta memiliki tingkat kebebasan yang lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain, tidak mengejutkan memang bila dulu ada hasil penelitian yang kontroversial dari mas Iip Wijayanto soal prosentase keperawanan mahasiswi di Jogja, walaupun sebenarnya hasil penelitian tersebut diragukan validitasnya oleh berbagai pihak.
Kabar yang terbaru dari kota gudeg ini adalah berkaitan dengan masalah kesehatan, hanya dalam waktu dua bulan, yaitu dari Mei-Juli, tercatat 40 mahasiswa UGM terkena hepatitis A. kebiasaan jajan ditempat yang tidak bersih diindikasikan menjadi penyebab tingginya kasus tersebut. Itu baru dari UGM saja belum lagi dari perguruan tinggi lain yang belum diketahui pasti jumlahnya, tapi pastinya cukup banyak yang terjangkit penyakit ini. Meskipun penyakit ini tidak berbahaya, namun kalau dibiarkan maka penyakit ini akan terus menyerang hati dan bisa berakibat fatal. Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh virus ini juga sangat menular.
Terungkapnya kasus ini seharusnya menyadarkan kita bahwa pola hidup sehat dan bersih harus ditingkatkan lagi, pola kehidupan hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri. Kesadaran akan hidup sehat ini paing tidak akan mengurangi resiko terkena penyakit, terutama penyakit menular. Selain itu perlu juga adanya pembinaan kepada para PKL (Pedagang Kaki Lima) untuk selalu menjaga kebersihan makanan juga kebersihan tempat berjualan, jangan membuang sisa-sisa makanan secara sembarangan seperti yang sekarang sering terjadi. Apalagi sinyalemen penyebaran penyakit ini memang berasal dari mereka (PKL), sedangkan pembeli di PKL bukanlah hanya para mahasiswa tetapi juga masyarakat lainnya.
Semoga kedepannya Jogjakarta tetap menjadi kota yang berbudaya, kota yang dalam perkembangannya selalu berdasar pada norma-norma budaya ketimuran, sehingga julukan menjadi kota pelajar dan kota budaya tetap bisa disandang dengan rasa bangga oleh setiap warganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar