Senin, 06 Desember 2010

Cerpen tentang Pelari Cepat

PELARI CEPAT
(Karya Nanik S.)
        Sebenarnya rumahku tidak jauh dari tempat keramaian,saat aku bersama kakak-kakak dan beberapa temanku pulang dari menonto ketoprak (lelucon). Namun,karena kami semua ingin membeli jagung rebus maka kami harus berjalan kaki agak jauh lagi dan melewati rumah kami,serta harus melewati pekuburan (kuburan).
        Entah sengaja menggodaku atau tidak,saat mendekati kuburan tiba-tiba semuanya lari mendahuluiku. Padahal,semua tahu bahwa rombongan itu,akulah yang paling penakut.
        Merasa takut ketinggalan,aku pun berlari sekuat tenaga. Saking takutnya,lariku semakin kupercepathingga tak terasa aku jauh mendahului rombongan tadi. Aku terus berlari hingga napasku hampir habis karena capek,aku pun berhenti.
        Namun alangkah kagetnya aku. Ternyata,aku sendirian ditempat itu tanpa bertemu dengan siapapun. Karena saking takutnya,aku pun menangis sejadi-jadinya (sekeras-kerasnya).
        Mungkin karena mendengar tangisanku,tak lama kemudian kakakku berserta teman-teman lainnya menghampiriku. Rupanya mereka tidak tahu kalau aku berlari mendahului rombongan hingga kakakku berbalik untuk menjemputku. Dikiranya aku masih dibelakang rombongan dan ketakutan.
        “Makanya jadi orang itu jangan suka pamer lari cepat,” kata kakak menggodaku.
        “Dupeh playune banter nganti nyalip rombongane ora krasa (Sombong,mentang mentang larinya kencang,sampai-sampai tidak merasa meninggalkan rombongan),” (Bahasa Jawa). Komentar salah satu dari temanku yang ikut menggodaku. Aku hanya terdiam,walau hatiku rasanya mangkel (kesel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar