Jumat, 03 Desember 2010

Cerpen tentang Tape (radio)

TAPE
(karya Stebby Julionatan)
                Suara apa ini?Awalnya kukira ada sesuatu yang tidak beres dengan bis ini (Rusak). Kami tidak bias melanjutkan perjalanan dan bis terpaksa dikandangkan.Suara dengungannya seperti cerecai anak-anak anjing yang mencerca induknya.Lagi pula waktu itu bis sedang melewati jalan yang tidak bagus.Hingga seorang kondektur bis tersebut berkata atau lebih tepatnya menggoda pengamen wanita yang berada dibelakang bangku (yang awalnya juga tidak aku ketahui siapa orang tersebut) yang aku duduki untuk mematikan radionya dan mengajaknya turut kekota yang akan kami tuju.
                Suara apa ini?Awalnya aku cuek,aku tidak mengetahuinya kalu suara berisik yang mengganggu kenyamanan penumpang ini berasal dari radio pengamen wanita tersebut.Hingga sepuluh menit berlalu sejak kondektur itu menggoda wanita pengmen itu,aku masih berkutat dengan pikiranku sendiri.Setiba aku di kota yang akan kami tuju nanti,sebaiknya aku beli sepatu atau buku dulu ya? Tujuan utamaku ke kota yang akan kami tuju adalah membeli sepatu untuk acara pernikahan kakakku.Aku belum punya sepatu berwarna hijau,karena pada acra pernikahan kakakku nanti bertema pesta yang diambil adalah serba berwarna hijau,biar matching.Malah,karena sebelum berangkat kuutarakan keinginanku itu,seluruh anggota keluarga yang lain juga ikut-ikutan memesan alas kaki (sepatu).Mereka juga tahu bahwa ditempat aku membeli sepatu,harga sepasang sepatu jauh lebih murah ketimbang membeli ditempat-tempat yang lain dan yang pasti kualitasnya sudah tidak diragukan lagi.
                Setelah itu,jika ada uang tersisa,aku akan mampir ditoko buku grosir langgananku.Kalian tahu sendirikan kalau yang namanya “aku” tidak bias lepas dari buku dan sastra.Akan tetapi,kemudian aku berfikir kembali,sebaiknya aku pergi ketoko buku terlebih dahulu ketimbang ketoko sepatu.Toko buku kan letaknya lebih jauh,jadi ketoko sepatunya bias sekalian pulang.Lebih gampang membawa beberapa buah buku ketimbang membawa enam pasang sepatu pesanan dan bersamanya naik kendaraan umum untuk bisa ketoko buku.
                Kenapa ya tape (radio) ini? Tanya pengamen wanita itu,tidak kepada siapa pun.Ia gusar,antara malu dan mencoba untuk mengendalikan suasana.Kasihan wanita pengamen ini,tiba-tiba hatiku merasa iba.Dari komunikasi yang terjalin diantara mereka (sopir,pengamen wanita dan kondektur) aku mengetahui kalu penamen ini harus menghidupi tiga orang anaknya seorang diri.Suaminya sudah lima bulan bekerja dinegri orang sebagai tenaga kerja kasar dan sudah lima bulan pula tidak member kabar.Namun,sebenarnya yang penting bukan kabar,tetapi uang.Dulunya sebelum suaminya tergiur mata uang luar negeri,dia adalah seorang rumah tangga biasa yang pekerjaannya hanya mengurus rumah dan anak-anaknya,sedangkan suaminya bekerja sebagai pedagang sayuran dipasar.Orang tua suaminya mersa bersalah karena tingkah polah anaknya,terpaksa member subsidi ala kadarnya dan secara terpaksa juga selama tiga bulan semenjak kepergian suaminya,ia terima uang dari mertuanya itu.Ia jengah pada hidupnya yang tak lagi berasa,yang hanya mengandalkan punggung orang lain untuk bersandar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar